UK College Life Part #3 (Finale) – Sistem Penilaian

picsart_10-29-11.40.00
The dream to live in a Castle

We live at a time when capitalism has become an unrepentant universal system and the global arbiter of the public good – Peter McLaren 

6. A critical teacher in a critical world

Adalah suatu kenyataan yang menyedihkan bawah di bawah ideologi capitalisme dengan neoliberalisme sebagai sistem yang dianut telah membawa pendidikan ke arah yang salah. Pendidikan yang seharunya netral dan hak semua orang kini telah menjadi komoditi bisnis dan alat untuk menyebarkan agenda tertentu.

Tapi di satu sisi, masih ada harapan jika salah satu pemangku pendidikan menyadari bahwa guru dan siswa kini telah menjadi pihak yang ditindas, disadari atau tidak. Dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan siswa yang sadar akan kenyataan tatanan sosial sekarang, membawa mereka ke luar dari dinding ruang kelas. Dalam arti, bahwa mengajar bukan lagi sebuah arena kelas antara guru dan siswa, tapi juga antara guru, siswa dan tatanan sosial.

5275652_700b

But, even now many teachers are in the middle of dilemma as to how to create consciousnesses-raising tasks in their instruction when their own consciousnesses is being normalised by certain ideology of the 1% (those who are in power), which sooner or later it will be internalised and justified as something normal.

Agak berat sih ya pembukaan kali ini, tapi ini yang sekarang menjadi perhatianku sebagai orang yang sedang merintis jalan untuk mengetahui apa itu pendidikan and how it works. Introduction di atas adalah sekilas mengenai obrolanku dengan personal tutor kemarin sore.

17022162_1154535898006475_5165994287581044158_n
Me this semester 😆

Anyway, part terakhir ini akan membahas seluk beluk kegiatan akademik kuliah Masters di Inggris. Di bagian sebelumnya Part 1 dan Part 2  aku sudah membahas banyak mengenai sistem dan persiapan kuliah di Inggris.

Dan aku pikir part penutup ini merupakan bagian yang sangat penting karena ini merupakan inti dasar dari pesan aku mengenai niat dan komitmen sekolah S2 di luar negeri, dalam hal ini di Inggris.

7. Postgraduate life in the UK

tumblr_oipycg07sm1u7s3voo1_500

Perlu menjadi bahan renungan bahwa kuliah S2 dengan S1 itu berbeda baik dari sistem pengajaran dan sistem penilaian. Ekspektasinya juga mesti berbeda. Tapi satu hal, kuliah Masters level itu tidak mudah, and I’m telling you the truth.

Kadang betapa congkaknya aku dengan prestasi dimasa S1 dimana dengan pede nya aku bertingkah bahwa sekolah S2 akan sama dengan S1? Kalau kalian pernah merasa seperti itu, then perhaps you need to start thinking to lower a little bit your expectation. Bukan berniat untuk menurunkan motivasi sih, tapi hanya memberi pandangan sedikit.

Sebenarnya susah atau tidaknya itu relatif. Banyak faktor yang terlibat. Kalau memang kita sudah paham dengan field study kita dan terbiasa membaca serta menulis akademik, I dont see you will get many problems.

Yang menjadi masalah adalah ketika kita lintas jurusan (like me) dan malas baca apalagi nulis, apalagi parafrase, like you grow up in the culture of copy-paste, then problems are yours.

giphy

Apa sih ka yang menjadi tantangan kuliah Masters level di luar negeri itu terutama di Inggris?

Aku jabarkan di bawah ini ya, dan ini merupakan pendapat aku berdasarkan pengalaman pribadi dan obrolan dengan temen yang lain disini.

That being said, it’s more like a constructivist opinion, in which what I perceive is perhaps not the same as what you perceive.

a. Time

d8014
University of Edinburgh – philwieland.com

Banyak yang bilang bahwa kuliah Masters di Inggris itu enak karena hanya setahun. Wait! Tunggu dulu. Setahun bukan berarti pendek ya secara materi. Setahun berarti kuliah sangat padat, so siap-siap dengan workload yang luar biasa. Logikanya ya kuliah 2 tahun dan 1 tahun tentu bakal lebih padat yang 1 tahun.

Di Edinburgh terutama di jurusanku TESOL, diperlukan 180 credits untuk bisa mendapatkan Masters degree, dengan mata kuliah rata-rata 20 credits. Dan 20 credits berarti perlu sekitar 3 jam pertemuan dalam seminggu plus sisanya individual reading (jumlah reading disini Warbyasah!!). Dalam satu semester biasanya berjumlah sekitar 70 ctedits. Makanya di semester 1 aku mempunyai kelas tiap hari.

Karena setahun juga, hampir tidak ada liburan yang berarti kecuali Winter break, itupun biasanya dihiasi tugas. Jangan bermimpi untuk bisa Summer break lying at the beach karena summer artinya kamu sedang disertasi. Jadi kuliah 1 tahun itu bener-bener kuliah selama 12 bulan non-stop.

tumblr_nkwtmt6xxh1tttxbto1_500

Tapi tetep ada positifnya yaitu kamu bener-bener dilatih kuliah dalam atmosfir fast-pace, belajar untuk push diri sendiri mengerjakan berbagain tugas seperti reading, writing, group works, attending lectures and workshops as well as tutorials. Pada akhirnya kita bener-bener belajar time management karena sekali aja lengah, maka bakal banyak yang ketinggalan.

Intinya, be grateful if you can sleep for 3 hours. Most of the time, you need to sleep for one or two hours as you need to do reading like a lott!

Semua tantangan ini berguna nantinya terutama dalam dunia kerja dimana time management merupakan essential skill yang harus dikuasai.

Dan juga yang paling penting bahwa karena hanya satu tahun bukan berarti kualitas mengajar menjadi berkurang. I would say studying here is so thought-provoking that open a wide horizon of knowledge.

b. Reading skill

636058544078800800-87317195_ken-jeong-reading

Nah di atas udah di bahas sedikit mengenai reading. Karena ini Masters level maka kamu banyak dituntut untuk bisa belajar secara independent. Sebagian besar waktu kamu akan banyak dihabiskan di perpus.

I don’t like reading!

Ah ya udah jangan kuliah di luar. Lagian membaca itu harusnya bukan hobi lagi tapi kewajiban haha.. 😀

I like reading novels!

Good! Sudah on track. Tapi tetep mesti dibiasakan untuk membaca jurnal dan buku akademik. It’s a whole different thing karena baca novel mostly for pleasure, tapi baca jurnal akademik dituntuk untuk kritis.

Not all academic journals are enjoyable apalagi kalo kita tidak paham konsepnya. Academic journals are mostly written in academic genre with academic register dimana banyak berbicara teori serta konsep selain practicenya.

Tapi jangan khawatir, kita di ajari kok bagaimana cara baca jurnal yang tepat karena sebenarnya jurnal akademik terutama di social science mempunyai pola dan alur yang sama.

Start being friend with academic journals and textbooks 🙂

c. Writing skill

giphy-29

Reading dan writing seperti Galih dan Ratna yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan. Dan ini merupakan salah satu point paling penting kuliah di luar terutama di jurusan sosial dimana hampir 100% penilaian tugas akhir kamu ada di tulisan.

Ah gampang menulis mah, kan aku suka nulis status atau caption di instagram dan Facebook.

Yeay emang jenis tulisan alay seperti itu. Kuliah Masters yang diminta adalah tulisan academic yang super kritis.

Ingat ya dek menulis akademik sama menulis diary itu berbeda jauh secara pola, alur, kata-kata yang digunakan dan tentunya pesannya.

Banyak mahasiswa internasional yang struggling dengan akademik writing. Walau grammar kita bagus tapi bukan berarti tulisan kita juga bagus kalau memang tidak paham bagaimana menulis akademik yang baik.

Beberapa hal yang mesti dikuasi dalam menulis akademik:

  • Paham akan konsep yang akan dibicarakan
  • Pandai mengumpulkan konsep atau ide-ide dari sumber lain
  • Tahu bagaimana cara mensintesiskan semua ide tersebut menjadi sebuah argumen yang coherent sehingga kita berada di dalam sebuat debat (criticality) 
  • Tahu bagaimana parafrase
  • Paham akan posisi kita sebagai penulis

Boleh beropini?

Ya boleh lah asalkan semua opini kita di back-up oleh teori atau perkataan para ahli yang sudah lama bergelut di bidang tersebut. Justru ini bagus apalagi kalau kita kritis karena criticality harus ada di Levels master dan akan mendapat penilaian yang lebih. Essay yang deskriptif yang cuma menggambarkan ide hasil catut sana sini bukan untuk Masters level.

In other words, paham konsep, lihat konsep dari berbagai sisi, back-up opini dengan teori, kumpulkan semua teori dari berbagai sumber lalu sintesiskan. Tulis dengan academic discourse yang baik dan jelas karena bakal dibaca orang lain. Kalau kita aja ga ngerti bagaimana orang lain. Terakhir tahu cara parafrase dan referencing.

So, niat untuk kuliah di luar? Make sure your writing skill is GREAT!

d. Engagement

Tipikal siswa dari Asia sejauh pengalamanku kuliah disini dan USA adalah kurangnya interaksi di dalam kelas. Nampaknya sistem pendidikan di Asia memang cenderung pasif bukan active learning dan beberapa juga dipengaruhi budaya seperti rasa malu dan menghindari konfrontasi.

Banyak yang merasa malu berbicara di dalam kelas bukan karena semata-mata bahasa Ingrisnya kurang bagus tapi memang tidak nyaman dan banyak yang melihat bahwa perbicangan di dalam kelas seperti sebuah konfrontasi.

raw

So, start leaving that kind of habit and be active anyway. Tapi aktif pun mesti berisi bukan argumen kosong belaka. Untuk bisa seperti ini ya mau ga mau mesti banyak baca sebelumnya. Biasanya sebelum kelas kamu mesti baca at least 2 chapters of books dan 3 journals. Itu belum termasuk recommended reading list ya.

Baca satu jurnal aja bisa ampe 2 jam, kebayang 3 jurnal dan book chapters? That’s what I mean by sleeping for an hour haha.. 😀

Walau di TESOL Edinburgh keaktifan di kelas tidak menjadi penilaian, tapi at least you really involve in the classroom and the tutor will know you daripada diem mulu dan angguk-angguk apalagi maen hape. Sana keluar! :p

e. Assessment

tumblr_nheyq7d4xj1snnarqo1_500

Nah ini yang SUPER DUPER penting yang ingin aku bahas. Guys!! sistem penilaian di Edinburgh ini jahat!

Haha jahat gimana?

Ya jahat dan kejam. It is very demanding!

Pernah merasakan bagaimana mudahnya dapat nilai A ketika kuliah di Indo? Disini dengan essay yang menurut kita sudah level dewa tetep aja paling-paling dapat B malah C. Jadi biasakan melihat nilai C sebagai nilai yang baik.

Disini nilai A hanya untuk Tuhan mungkin ya haha… dan itu bahkan dijelaskan dengan jujur oleh para tutor disini sampe di brainwashed that “C is good for masters level”!

Tapi bukan berati impossible dapat A, tetep bisa cuma rare dan paling A “rendah”.

A “rendah?”

Haha aku jelasin ya di bawah ini sistem penilaian di Edinburgh terutama di jurusan TESOL

  • 90 – 100 = A1 (A yang paling keren pokoknya, tingkat tinggi yang kayanya mustahil)
  • 80 – 89 = A2 (A yang excellent, tapi jarang juga yang dapat)
  • 70 – 79 = A3 (A yang bagus dan bisa lah dapat ini walau harus nangis darah)
  • 60 – 69 = B (Dapat nilai dikisaran ini harus sangat bersyukur)
  • 50 – 59 = C (Remember, C is good for Masters level 😀 )
  • 40 – 49 = D (Failed, jangan sampe dapat dibawah 50)

In other words:

  • 70 – 100 = Distinction
  • 60 – 69 = Merit
  • 50 – 59 = Pass
  • 40 – 49 = Fail at Masters Level and cannot progress to dissertation

Rata-rata kisaran nilai berada di angka 50 – 60 dan beberapa di angka 65 – 75.

See! Kebayangkan susahnya gimana dapat A disini. Hasil pembicarannku dengan beberapa temen native speakers juga bahkan ada yang belum pernah dapat 70 sejuah ini.

Lalu apa sih yang membuat mereka susah memberi nilai A?

Ya karena mereka memang expectasinya tinggi dan ya ini kan Edinburgh University, ranking 20 dunia dan yang terbaik di Scotland. Kalau berbicara secara ranking ya walau tiap jurusan mempunyai sistem penilaian yang berbeda. Tapi yang aku alamin di jurusan TESOL ya gitu, susahhhhhh!

f. How the assessment works

giphy-3

Aku jelasin disini bagaimana sistem assessment di jurusan TESOL Edinburgh.

Pertama:

Hampir 80% penilaian akhir ada di essay sekitar 2500 – 4000 kata dengan bobot nilai 100%.

Kedua:

Ada 2 kelas dengan 2 jenis penilaian yang berbeda, yaitu 40% presentasi 60% essay. Sedangkan satu lagi 40% exam 60% essay.

Wah enak ada presentasi. Enak kalau kriteria penilaiannya tidak sama dengan essay. Nah ini mah sama.

Wah enak ada exam!

Enak kalau examnya mutiple choice, nah ini exam tetep kaya essay cuma tulis tangan. Masing-masing pertanyaan harus menjelaskan satu konsep sekitar 500 kata. Dan ada 3 pertanyaan, so total 1500 kata, tulis tangan yang rapi dan baik. It’s just another essay in my opinion.

Ketiga:

Ada 4 kriteria yang menjadi bahan penilaian sebuah essay sebagai berikut:

  • Knowledge and Understanding of Concepts
  • Knowledge and Use of the Literature
  • Critical Reflection on Theory and Practice
  • Constructing Academic Discourse

Nah 4 kriteria di atas yang menjadi dasar penilaian sebuah essay. Di bawah ini aku gambarkan kriteria yang lebih specific dari masing-masing kriteria di atas dengan nilai masing-masing.

untitled

untitled

untitled

untitled
Source: TESOL Edinburgh

Nah. keliatan kan perbedaan setiap nilai dari kriteria di atas. Bagusnya nih, kita diajak untuk kritis mengenai sistem penilaian mereka, misalnya dengan memberika kita contoh essay lalu kita di suruh menilainya dengan kriteria di atas apakah essay itu dapat C atau B atau A atau bahkan D.

Nilai dari masing-masing kriteria tersebut lalu di rata-ratakan maka dapatlah nilai akhir apakah A, B, C atau D.

Keempat:

3061000_0f9683d1
Moray House School of Education, University of Edinburgh – geograph.co.uk

Salah satu yang menjadi challenge juga adalah semua essay disini dinilai oleh orang yang berbeda. Misal Tutor A ngajar di kelasku, maka Tutor A tidak akan nilai paper students di kelas dia, tapi di nilai oleh tutor B. Selain itu ada juga tutor dari kampus luar yang di ajak untuk menilai kemudian dirundingkan hasilnya melulali sistem moderasi.

Moderasi adalah dialog antara dua atau 3 tutors (kita sebutnya markers) mengenai sebuah paper yang di nilai, apakah memang paper itu pantas dapat nilai tersebut karena bisa saja marker A terlalu mudah memberi nilai tinggi atau marker B pelit kasih nilai. Dari sistem moderasi ini makanya ada nilai yang di kurangi ada yang ditambah. Karena sistem ini pula proses penilaian di TESOL sangat lama sekitar 1 bulan dari tanggal submit essay.

15590472_1084112298382169_8864717166638377380_n

Kelima:

Semua essay disubmit secara anonymous alias tanpa nama untuk menghindari bias. Jadi paper kita tidak diberi nama melainkan nomor ujian. So, kita tidak tahu siapa yang bakal menilai paper kita, pun para markers tidak tahu paper student mana yang sedang di nilai.

Keenam:

Semua paper di submit electronically via mesin ganas namanya “Turnitin.” Ini mesin luar biasa canggih bisa mengecek plagiarisme sampe sekecil apapun. Mereka mempunyai databse semua paper, jurnal, buku, disertasi, etc etc sehingga kalau ada kesamaan kata atau kalimat mereka akan tahu.

Gila ya! Makanya hati-hati jangan sampe plagiarisme.

Ketujuh:

Untuk tahu apakah paper kita mengandung unsur plagiarisme, setelah submit paper, Turnitin akan generate angak “similarity” dalam bentuk percentage. Misal paper aku untuk kelas Curriculum Development mendapat angka similarities 6%, maka cek bagian mana aja yang ada unsur kesamaan dengan paper lain sehingga bisa kita revisi kemudian submit lagi ke Turnitin sampe mendapatkan angka “similarity” sekecil mungkin. Semakin besar angkanya maka warnanya merah. Kalau masih di bawah 10% biasanya angka berwarna hijau.

untitled
Contoh angka similarities punyaku untuk essay kelas Source of Knowledge

Kedelapan:

Walaupun angkanya misal besar (e.g. 10%) bukan berarti essay kita ada unsur plagiarisme, tapi memang saking detailnya Turintin juga menghitung tulisan di cover essay, so sudah pasti ada kesamaan dengan paper mahasiswa lain. Turintin cuma exclude references. Dalam hal ini, tetep saja usahakan dapat angka yang kecil sehingga keahlian parafrase memang sangat penting.

Kesembilan:

Semua essay mempunyai batas kata (words limit) yang harus ditaati. Kalau diminta 4000 kata ya usahakan sekitar segitu. Beberapa kelas diperbolehkan untuk lebih dan kurang dari 10%. Misal kalau 4000 kata, boleh menulis paling banyak 4400 dan paling kurang 3600 kata. Kalau terlalu lebih maka total nilai dipotong 10%. Kejam kan haha 😀

Kesepuluh:

Setelah proses penilaian beres maka nilai akan muncul juga di kolom Turnitin beserta feedback dari marker. Feedbacknya detaail sekali. Cuma kekurangannya kalau kita tidak mengerti akan feedback nya atau merasa feedback tidak fair, kita tidak bisa mengadu karena kita tidak tahu siapa marker paper kita. Paling kita hanya bisa mengadu ke personal tutor kita, yang tetep tidak akan merubah hasil. Makanya mengerjakan essay memang harus serius.

giphy-1

Alrite! That’s a little bit about how the assessment works and what to expect terutama di jurusan TESOL Edinburgh. Sangat challenging dan ketat. Ya iyalah bagaimanapun TESOL adalah ilmu sosial dimana pemahaman akan teori menjadi penilaian paling tinggi dan ya ini kan Edinburgh University dan Masters Level haha 😀

So, sekarang semoga sedikit paham mengenai bagaimana kuliah di Inggris serta penilaian mereka jadi setidaknya kita punya sedikit gambaran dan bisa mempersiapkan diri dengan baik. Bagaimanapun kuliah tingkat Masters memang berbeda dari Undergraduate jadi mesti dilihat dengan berbeda pula.

Ada masanya sebagai mahasiswa internasional merasa cape, lelah, depresi, anxious dan berbagai perasaan emosional lainnya. Itu normal. Kita tidak akan merasa bahagian terus. Yang penting adalah bagaimana kita bisa cope with it seperti banyak berteman, jalan-jalan keliling kota dan ikut volunteer. Lumayan bisa mengurangi beban belajar, dan tentunya beribadah juga.

edinburgh-2015
How can you miss such a beautiful city like Edinburgh – startsup.co.uk

Setiap kampus mempunyai sistem penilaian yang berbeda dan tidak ada sistem penilaian yang sempurna. Kemarin aku ngobrol lama dengan personal tutorku mengenai sistem penilaian di jurusan TESOL dimana banyak yang merasa tidak fair dan banyak yang kecewa. PT ku bilang bahwa assessment kita memang tidak sempurna dan selalu dicari alternatif lain. She just reminded me that after all, this is a Masters level and that’s how it works! Yang penting banyak belajar dari proses.

Ya walau tetep banyak yang melihat dari nilai akhir apalagi di negara seperti Indonesia dimana kemampuan kita masih sering di lihat dari angka yang kita dapat disekolah.

fun-with-flags-1486633547

Sedikit good news nya adalah bahwa ketika kita pulang dan convert nilai UK ke nilai Indonesia, ternyata nilai C di UK mempunyai padanan cukup besar, so…

C, for Master’s level is good 🙂

Kalau ada pertanyaan silakan komen disini atau email me ya. Hope it helps!

Kunci sukses kuliah di luar negeri adalah:

Komitmen, kerja keras, doa, rajin baca, pandai menulis, pandai dalam berinteraksi, be nice to many people, be respectful and open-minded and remember that you need to go back home and apply what you have learnt here. That’s your main duty, that’s our responsibility.

Remember the day we prayed for the things we have now.

Best of luck!

20161008_160040

******

Edinburgh, UK

28 Feb 2017

10 comments

  1. Wuhii baru baca, this is so ngeri but I enjoy it karena kebanyakan bloger cuma critain yg beautiful part dan suka-nya saja, dukanya kebanyakan diskip. Haha thank you kak I always got something new !
    Barangkali next kalo sempet nulis tentang suka duka dlm beragama sbg muslim disana kak Haha .

  2. It really nice to know sistem pembelajaran di luar negeri 🙂 saya pengen banget bisa lanjut master di luar and what you share about educational system was really great. Thank you for sharing and can’t wait for your next post :))

  3. Terima kasih sudah sharing!!
    Saya jadi tahu bagaimana sistem kuliah di luar negeri. Selama ini penasaran banget soalnya.
    Ditunggu cerita selanjutnya

  4. Antara termotivasi sama mengurungkan niat buat kuliah graduate di inggris setelah baca dr part1 sampe akhir..hahaha so, I’ll try to increase my english skill..

  5. Hello kak! Satu kelas dgn kak Syarifah ya kak??
    I got a conditional offer from Edinburgh. I plan to take TESOL here too. It’s challenging and scary 😦

Leave a reply to greatpersie Cancel reply